Hari Perjuangan Ibu

Hari itu, pasti berat sekali Bu. Dan aku harus lebih kuat lagi untuk menebus itu.

Aku tidak tahu pasti apa yang sebenarnya ibu rasakan pada waktu itu. Apakah ia bahagia? Apakah kesakitan? Apakah merasa khawatir? Tetapi yang aku tahu, ibu berusaha keras untuk memperjuangkan kehadiranku.

Bagaimana ya Bu ketika aku berada di dalam kandunganmu dulu? Apakah aku selalu menyusahkan mu? Sudah pasti ya Bu.

Pada hari kelahiranku dulu, ketika mendengar suara tangisku pertama kali, bagaimana perasaanmu Bu?

Mungkin saat itu aku hanya bisa bertanya dalam hati. Jadi ini wajah ibu bapakku? Jadi ini dunia? Dan mungkin saat itu, ku pikir dunia pasti menyenangkan. Ya.....mungkin saja.

Perjuangan ibu tidak sampai pada saat melahirkan ku, tetapi ibu juga merawatku setelah itu. Memandikanku, menyusuiku, bahkan rela begadang untukku. 

Sampai pada akhirnya aku mulai bisa berbicara dan juga berjalan. Lalu pada akhirnya aku menginjakkan kaki ku ke sekolah pertama kali. Sampai akhirnya aku beranjak memasuki usia remaja. Ibu masih merawatku, bahkan sampai sekarang aku kuliah.

Ketika aku pulang dari rantauan ibu pasti menyambutku, memasakkan makanan kesukaanku, dan menanyakan hari-hari yang ku lalui di perantauan.

Seluruh hidupnya hanya ia habiskan untuk merawatku, merawat anaknya. Tetapi sampai saat ini, aku belum bisa membalas semua itu.

Dan hari ini adalah hari umurku yang ke-20 tahun. Tetapi tak ada kebahagian yang ku rasakan, justru ketakutan. Aku takut sekali Bu, aku takut tidak bisa membahagiakanmu. Aku takut gagal.

Masa kecilku sudah berakhir. Dan sekarang yang harus ku lihat adalah masa depan. Meski segala ketakutan sering menghampiriku, aku akan terus berjuang Bu, aku akan membuktikan bahwa aku pasti bisa.

Ibu, maafkan aku karena sampai saat ini aku masih sering menyusahkanmu. Terima kasih atas segala waktu sulit yang telah kau lewati. Terima kasih telah merawatku selama ini Bu. Doakan setiap perjalananku Bu, agar aku bisa mewujudkan segala mimpiku dan membahagiakanmu.

Tulungagung, 12 Desember 2024